Bank BNI Hongkong

Unek-unek untuk Nusron Wahid: Meningkatkan Remitansi Hanya Menguntungkan Satu Sisi

11:50 PM





Majikan Tak Boleh Bayar "Cash", Jurus BNP2TKI Tingkatkan Remitansi

Begitu isi judul berita yang tersebar dari kemarin di wall Facebook saya. Pro kontra pun mulai bermunculan, tapi yang kontra lebih banyak sih kalau saya simak dari komentar-komentar yang ada.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mewajibkan semua TKI memiliki rekening untuk menerima pembayaran gaji mereka. Majikan telah dilarang memberi gaji dalam bentuk tunai.

Demikian pembuka berita yang dimuat Kompas.com.

"Semua TKI kita wajibkan menggunakan rekening dan majikan itu tidak boleh‎ bayar cash, tapi harus dikirim langsung ke rekening TKI. Dengan begitu, tidak ada lagi potongan-potongan tidak jelas terhadap gaji TKI," ujar Nusron, Senin (2/11/2015).

Adapun bank yang diajak bekerja sama yaitu BNI, BRI, Mandiri BII May Bank, dan Sinarmas Bank. Pertimbangan dipilihnya bank-bank tersebut karena kuat di negaranya masing-masing. Contohnya BII May Bank di Malaysia dan Sinarmas Bank di Taiwan.

Jadi begini, Pak Nusron, sebelumnya perkenalkan dulu, saya Fera Nuraini, sekarang masih bekerja sebagai buruh migran di Hong Kong. Boleh saja Pak Nusron mewajibkan para buruh migran di luar negeri untuk memiliki rekening, karena saya pribadi juga sangat terbantu dengan adanya rekening bank Indonesia, saya bisa bertransaksi lebih mudah dan cepat.

Tapi begini lo, Pak, kalau seandainya setiap gajian, uang gaji dari majikan langsung dimasukkan ke rekening  yang notabene adalah Bank Indonesia yang ada di Negara penempatan, lalu bagaimana kami memenuhi kebutuhan setiap bulannya? Perlu Pak Nusron ketahui, banyak sekali dari kami yang peralatan mandi tidak dicukupi oleh majikan, bahkan makan pun sering kurang. Belum lagi kebutuhan untuk beli pembalut, pulsa, uang transpot untuk libur dan keperluan mendadak lainnya.

Okelah kami bisa mengambil uang dalam bentuk DOLAR yang sudah masuk ke rekening bank Indonesia yang sudah menjadi RUPIAH itu, tetapi apa Pak Nusron tidak tahu hitungannya seperti apa?

Jadi begini, Pak, saya ingin cerita sedikit. Saya memiliki rekening di  BNI dan kebetulan BNI sudah menyediakan mesin ATM di Hong Kong dan ini sangat memudahkan kami untuk bertransaksi. Jika kami kehabisan uang dolar  saat akhir bulan dan belum gajian, kami bisa mengambil uang ke ATM BNI, dengan syarat rekening BNI harus ada isinya.

Tetapi apa Pak Nusron tidak tahu, jika kami menarik uang dalam bentuk DOLAR di mesim ATM BNI ini hitungannya kami MEMBELI DOLAR? Rugi banyak dong, Pak. Ambil contoh, misalnya kami mengirim uang HK$ 1000 lewat BNI, sesuai kurs (misalnya kurs saat itu) akan menjadi Rp 1.750.000. Tetapi saat kami butuh dan menarik uang dolar di ATM BNI sebanyak HK$ 1000, uang rupiah kami akan terpotong RP 1.800.000 lebih karena hitungannya kami membeli dolar, bukan Rp 1.750.000.

Dalam berita tersebut juga ditulis pernyataan Pak Nusron yang isinya, "Kalau menggunakan sistem ini negara akan diuntungkan. Pertama‎, bisa mengontrol pendapatan TKI. Kedua, langsung otomatis devisa negara sehingga devisa negara kita meningkat. Ada kekuatan uang masuk ke dalam negeri," tutur Nusron.


Membaca pernyataan Pak Nusron ini kok saya prihatin ya, Pak. Kesannya pemerintah hanya memikirkan devisa, devisa dan devisa dari kami, para WNI yang sedang bekerja di luar negeri tanpa memikirkan resiko yang kami alami,  bahkan perlindungannya pun tidak dibahas.

Saya paham, Pak Nusron sedang berusaha memberikan yang terbaik untuk kaum buruh migran di luar negeri. Mungkin Pak Nusron tidak ingin kami menghabiskan uang di negara penempatan dan gaji yang kami dapat hanya dikirim sedikit sekali ke Indonesia. Tapi mbok yao, Pak, kalau bikin kebijakan itu diteliti lagi, didiskusikan lagi, dipikir lagi dan yang paling penting sebenarnya adalah melibatkan para buruh migran dalam membuat kebijakan. Enaknya seperti apa, biar para buruh migran pintar mengelola keuangan, gaji tidak habis di Negara penempatan, malah punya hutang di lembaga finance.

Pengalaman saya sendiri, majikan pernah menggaji dalam bentuk cash dan cheque. Jika bentuk cash, uang  akan saya masukkan ke mesin cash deposit sebelum saya ambil kembali dan saya kirim ke Indonesia saat libur. Pun juga jika dapat cheque, saya cairkan setelah gajian dan bisa saya ambil untuk dikirim melalui bank Indonesia yang ada di Hong Kong.

Dan selama ini saya tidak mengalami masalah apa-apa, baik dengan majikan atau lainnya. Malah lebih nyaman, butuh dolar sewaktu-waktu bisa langsung ambil di ATM bank Hong Kong yang tersebar di banyak tempat. La, kalau uang gaji dimasukkan semuanya ke rekening bank Indonesia oleh majikan, lalu saat kami butuh sewaktu-waktu bagaimana dong, Pak?

Narik dari mesin ATM? Mesin ATM bank Indonesia di Hong Kong cuma satu dan letaknya tidak terjangkau oleh BMI yang rumahnya jauh apalagi hari biasa. Semoga Pak Nusron paham dengan maksud tulisan ini.


Sekali lagi, Pak, buatlah kebijakan yang menguntungkan dua sisi, sisi buruh migran dan pemerintah, jangan hanya menguntungkan satu sisi saja. Cukuplah kami dibuat pusing oleh ulah agen nakal dan pelayanan KJRI yang masih begitu-begitu saja, jangan tambahi kami dengan peraturan yang semakin membuat kami pusing dan ribet.

Sekian.


You Might Also Like

9 komentar

  1. saya pribadi sangat tidak setuju bila gaji kita langsung ditransfer ke rekening dalam bentuk rupiah karena bila saya mau kirim kekeluarga saya harus membeli dolar dulu baru bisa kirim dan itu sangat merugikan kami , emangnya devisa dari kami masih kurang sehingga kami masih harus ditekan lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu makanya, mbak. Banyak yang gak sependapat dengan kebijakan barunya Pak Nusron

      Delete
  2. Lho emangnya harus pake rekening rupiah? Sapa nyang bilang tuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca lagi mbak beritanya, di sana disebutkan kerjasama dengan bank mana saja :)

      Delete
  3. Hahahahha... abal abal.. kalau kami di malaysia... ga ada atm bank yg dari indonesia. CIMB group masing masing menggunakan mata uang negara masing masing.. May Bank dan BII juga sama... soo kalau uang gaji di transfer langsung ke rekening di Indonesia... apa sudah 100 % aman ???
    1. Belum tentu si pen- transfer jujur.. kalau kurs dia permain kan.. tki yg rugi.. eee saat perlu mata uang tempatan tarik tunai lagi.. harus menggunakan kurs beli dan tambahan adm di atm bila bank kita tidak ada kesesuaian logo seperti atm bersama,link dsb.. kalau memanfaatkan.logo mastercard atau visa sudah pasti adm nya lebih tinggi... wah wah wah.. setiap buat langkah mulai transfer, tarik tunai, adm, selisih kurs... kita diperkosa...
    2. Apakah bank yang disebut tersebut sudah siap untuk bersaing dalam layanan ?? Saya punya atm bri.. punya saldo 3 juta... saya tarik di kuala lumpur dengan semua atm bank.lokal... semua me reject. Buat belanja "swipe" pun reject juga. Kenapa ??? Karena atm bank dari indonesia ga punya chip. Layak kah kita pakai layanan seperti ini kalau buat susah saja ???

    Dan.masih banyak lagi yg harus di ulas... ada 10 poin.lagi...

    Sudah lah. Capek... mau bobok

    ReplyDelete
  4. semoga yang membuat kebijakan membaca postingan mbaknya :)
    for healthy
    http://goo.gl/OQNbR9 http://goo.gl/36CgrT
    http://goo.gl/BqNdNH http://goo.gl/SdsL53
    http://goo.gl/tw4gVi http://goo.gl/ZvOINh
    http://goo.gl/kHG8FA http://goo.gl/Or0wl8
    http://goo.gl/RZHCX1 http://goo.gl/ORqpMG

    ReplyDelete
  5. semoga yang membuat kebijakan membaca bukanhanya menyurakan .
    for healthy
    http://goo.gl/OQNbR9 http://goo.gl/36CgrT
    http://goo.gl/BqNdNH http://goo.gl/SdsL53
    http://goo.gl/tw4gVi http://goo.gl/ZvOINh
    http://goo.gl/kHG8FA http://goo.gl/Or0wl8
    http://goo.gl/RZHCX1 http://goo.gl/ORqpMG

    ReplyDelete