hemat plastik

Menekan Penggunaan Plastik Demi Lingkungan Sekitar

8:29 PM

wan po toi


"Toce ci jo wan po" Terima kasih mendukung kelestarian alam.

Beginilah ucapan dari para kasir di Supermarket saat para pembeli menjawab "tidak" waktu ditanya "sai em sai toi?" (perlu tas, tidak). 

Hong Kong sudah mulai menekan penggunaan plastik sejak beberapa tahun yang lalu. Saat belanja ke Supermarket seperti Welcome, Park N Shop, JUSCO dan Supermarket lain saat para pembeli membutuhkan plastik, mereka harus mengganti HK$ 50 cent (setara Rp 875) per satu plastik. 

Bisa dibayangkan saat belanja dalam jumlah banyak dan masuk ke plastik semua, berapa uang yang harus diganti? Untuk menyiasati hal ini, orang-orang Hong Kong yang sadar akan arti apa itu pemanasan global punya cara yang patut kita tiru, yaitu membawa tas sendiri saat belanja. 

Wan po toi atau tas yang bisa digunakan berulang-ulang dan tentu saja ramah lingkungan ini sangat efektif untuk mengurangi penggunaan plastik. Para pembeli saat belanja dan melakukan pembayaran tinggal memberikan tasnya ke kasir, dengan cekatan kasir akan memasukkan barang-barang belanjaan tadi ke dalam tas. 

Wan po toi, tas yang bisa lipat dan tinggal dibuka saat mau menggunakannya. Cukup Rp 10 ribuan sudah bisa digunakan ratusan kali, bandingkan jika kita menggunakan plastik . Kesadaran masih sangat minim. 

Pengalaman soal plastik kembali saya alami saat saya jalan-jalan dari satu toko ke toko lain untuk melihat-lihat. Ketemu toko buku, saya membeli buku untuk ponakan, jumlahnya satu, saat membayar di kasir, pelayan ingin memasukkannya ke kresek, saya tolak kreseknya dan mendapat pandangan aneh dari si pelayan.


Saat masuk ke toko kosmetik Wardah, saya membeli lipstik satu buah, setelah membayar, pelayan memegang lipstik dan ingin memasukkannya ke kresek kecil, sebelum kresek dibuka, saya sudah menolak duluan karena saya sudah terbiasa belanja barang segede atau sekecil apapun tanpa plastik. 

Petualangan masih berlanjut, saya ganti jalan-jalan ke Ponorogo Permai POPER), nemu satu barang yang cocok, saat di kasir ingin membayar, saya sudah menolak untuk tidak perlu dimasukkan ke kresek, pelayan ngeyel, katanya harus dimasukkan ke kresek, kalau enggak, banderol harga harus dicopot. Ya sudah, silahkan copot, saya juga gak butuh banderol dan ingin menghindari kresek. Tatapan aneh kembali saya terima. 

Saya sedang membayangkan, seandainya banyak konsumen mau menolak kresek saat belanja barang yang jumlahnya sedikit, satu atau dua item, mungkin sampah-sampah kresek yang sering beterbangan di jalanan itu bisa berkurang.

Tahu sendiri kan, butuh berapa lama untuk mengurai bahan yang terbuat dari plastik? 

Dunia ini semakin tua dan perubahan cuaca sering tak terduga. Banjir sering melanda dan yang paling sering disalahkan adalah pemerintah padahal penyebabnya karena kelalaian manusia sendiri. 

Saat belanja ke Supermarket dan saat melihat orang menenteng tas kresek di tangan kanan dan kiri berjumlah lebih dari tiga, ada rasa "sayang" bahasa jawanya eman menyelimuti saya. Jujur saja seandainya orang-orang tersebut adalah keluarga saya,  ingin saya teriak ke orang-orang itu untuk membawa tas sendiri saat belanja, itu akan lebih baik dan ramah lingkungan dan tentu lebih memudahkan saat membawa pulang belanjaan, karena tas kain tentu lebih kuat jika dibanding dengan tas kresek.

Memulai dari diri sendiri Every day No Plastic Bag. Menularkan ke Orang Lain. Ini yang agak susah. Saya sering mengingatkan keluarga saya untuk membawa tas sendiri saat belanja ke warung dan menolak saat diberi tas plastik. Tapi jawabannya ya itu tadi, "gratis saja kok ditolak." Memang hampir di semua warung dan supermarket selalu menyediakan plastik untuk pembeli, tapi tahukan kalau plastik adalah barang yang sangat tidak ramah lingkungan. 

Plastik bukan berasal dari senyawa biologis karena memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. 

Memang sampah plastik bisa dibakar setelah kita tidak membutuhkannya, tapi pembakaran tidak bisa mengurai partiket dengan sempurna yang justru menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin, akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. 

Yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengurangi seminimal mungkin penggunaan plastis dan kresek. Mari beralih ke tas yang ramah lingkungan, yang bisa kita gunakan berulang-ulang dan bisa dicuci setelah digunakan. 

Memakai ulang plastik (reuse) 
Mengurangi pemakaian plastik (reduce) 
Mendaur ulang (recycle)

Tapi sekali lagi, peran pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan. Bagaimana menekan penggunaan plastik dan menularkan kesadaran ke semua orang akan bahaya penggunaan plastik serta mengenalkan tas yang ramah lingkungan

You Might Also Like

0 komentar