Majikan Indonesia di Hong Kong Tak Menjamin Perlakuan Baik

10:13 AM

     Justice for all migrant adalah keharusan


Rika, Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong 6 tahun, di majikan yang pertama digaji bawah standar (underpay), setelah finis kontrak pindah majikan dan baru mendapatkan gaji sesuai standart selama 2 kontrak berturut-turut.

Majikan Rika yang pertama tak jauh beda sifat dan perilakunya dengan majikannya yang kedua. Selain cerewet, majikan Rika juga sangat pelit untuk urusan makanan. Hampir setiap makan malam, Rika hanya mendapat makan sisa dari majikannya. 

Saat saya tanya “kok betah disana 4 tahun?” Rika menjawab, “sebenarnya gak betah, tapi dari pada pindah majikan bayarnya mahal.”

Dia juga bercerita saat mau makan harus menawari majikannya terlebih dahulu. Saat majikan di kamar, Rika mengetuk pintu untuk ijin “Dhai-dhai, ngo sek fan” (Nyonya, saya makan). 

Saat majikan sedang di kamar mandi, Rika harus menunggu sampai majikannya keluar dari kamar mandi hanya untuk sekedar bilang, “Dhai-dhai, ngo sek fan”. Padahal waktu makan Rika setiap hari mendekati jam 9 malam, menunggu  majikannya selesai makan semua dan itu masih dipersulit dengan diharuskannya Rika ijin untuk makan oleh majikannya. TERLALU.

Tiap malam setelah semua pekerjaan selesai dan Rika masuk kamar, dia menumpahkan semua keluh kesahnya dengan menangis dan mengadu ke Pada-Nya. Dengan begini beban di hati Rika sedikit berkurang untuk menatap esok hari yang semua tetap sama dengan hari-hari kemarin.

Memang Rika mendapat libur penuh setiap Minggu, tapi saat mau keluar pintu rumah dan saat malam masuk ke rumah kembali, semua isi tas dan badan Rika tak luput dari pemeriksaan majikan. Selama 4 tahun begini terus tiap minggunya. Privasi pun tak dia miliki. 

Pun juga saat finis kontrak bulan ini. 3 koper Rika dengan semua isinya tak luput dari pemeriksaan majikan. Bajunya satu persatu diperiksa oleh majikan dan setelah itu baru boleh dimasukkan ke koper. Padahal majikan Rika ini adalah orang Indonesia, sebangsa dengan Rika. Tapi tidak tahu kenapa cara memperlakukan pekerjanya begitu, jauh lebih buruk dari majikan orang Hong Kong asli.

Kini Rika masuk ke rumah majikannya yang baru. Orang Hong Kong yang memperlakukan Rika sangat jauh beda dengan majikannya yang dahulu.

Banyak BMI yang takut pindah majikan karena alasan besarnya potongan gaji yang dibebankan ke mereka.  Belum peraturan Imigrigrasi yang baru, jika dalan waktu setahun pindah majikan tiga kali, pengurusan kontrak kerjanya tidak akan dikabukkan. 

Lalu sampai kapan sistem perbudakan yang sepertinya dilegalkan pemerintah ini akan tetap berjalan?  Majikan masih menganggap remeh pekerja rumah tangga sebagai orang yang gampang dibodohi dan diperlakukan seenak sendiri.

Mungkin yang tertulis ini hanya sebagian kecil saja, karena masih sangat banyak kasus yang tak terlihat dan tak tercium, mengendap begitu saja karena kepasrahan buruh migran dan ketidaktahuannya harus mengadu kemana. 


You Might Also Like

1 komentar