blogger bmi

BMI Menulis itu "Luar Biasa"

5:38 PM

Bersama PILAR


Minggu, 19 Mei 2013, pukul 7 pagi saya bangun, lalu ke kamar mandi. Siraman air hangat mampu membuat mata terbuka lebar. Biasanya saya bisa bangun agak siang, tapi untuk kali ini saya harus mulai membiasakan bangun sepagi mungkin. Banyak janji yang harus saya tepati dan jam 9 saya harus ready di Mc Donal’s depan Time Square, Causeway Bay untuk melanjutkan berbagi dan memberi semangat  menulis  ke kawan-kawan dari Persatuan BMI Tolak Overcharging (PILAR).

Jam 9 saya telah sampai tujuan, menelepon Mbak Eni ternyata masih on the way, ya sudah saya naik dulu, cari tempat duduk yang enak untuk diskusi sambil menunggu yang lain datang. Satu demi satu mulai datang dan yang paling ditunggu datang juga akhrinya. Dengan bawaan tas besar berisi foto copy-an bahan-bahan yang akan disebar hari ini di lapangan rumput.

Sambil sarapan, diskusi pun dimulai. Dan pembahasan kita adalah soal KTKLN. Yah, kartu hantu itu ternyata masih menjadi bahan paling HOT untuk terus diungkap. Saya salut dengan kawan-kawan PILAR. Diskusi sambil makan dan sesekali saling ejek namun tak mengurangi keseriusan mereka menyimak penjelasan Mbak Eni yang merupakan ketua PILAR. Lain waktu saya akan kupas tuntas profil tentang Mbak Eni, sosok BMI yang juga menjadi ispirasi kenapa saya berani terus menulis soal BMI Hong Kong.

KTKLN telah menghadirkan begitu banyak cerita dari kalangan BMI, kususnya BMI Hong Kong. Tak bisa dipungkiri bahwa yang selama ini yang sangat vocal menolak KTKLN adalah BMI Hong Kong, kemudian diikuti oleh para tenaga kerja di negara lain. Salah satu alasan kenapa BMI Hong Kong sangat vocal dan berani karena kebebasan berorganisasi di Hong Kong.

Kalau urusan mengomentari soal KTKLN, kawan-kawan BMI di Hong Kong sangat pintar sekali beradu argumen saat ada status yang menyinggung soal kartu ini di Facebook. Tapi kalau urusan menulis, mereka kebanyakan masih bingung, padahal tanpa mereka sadari, komentar mereka itu bisa menjadi tulisan.

Itulah alasan yang saya dengar dari mereka saat berkumpul dengan PILAR pagi hari, lalu dilanjut dengan Indonesian Migran Workers Union (IMWU) pukul 2 siang, lalu berlanjut ke Asosiasi Buruh Migran Indonesia di Hong Kong (ATKI) pukul 5 sore.

Bersama  IMWU




Bersama ATKI

Kawan-kawan yang tergabung dalam organisasi setiap hari pasti punya bahan untuk ditulis, tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya menjadikan cerita itu ke dalam sebuah tulisan. Mereka juga pintar berorasi, tapi kalau disuruh menulis, mereka kebanyakan menjawab tidak bisa. Sebelum saya masuk ke dunia mereka, saya sering sekali kekurangan bahan untuk ditulis, dan ini bertolak belakang dengan mereka yang punya banyak sekali bahan tetapi bingung menulisnya bagaimana.

Bisa karena terbiasa. Ini kalimat yang selalu menjadi pedoman saya, dulu, saat awal-awal memulai menulis di Kompasiana. Dan saya tidak mau terus menerus menjadi pembaca, saya juga harus bisa menulis. Ini juga yang saya tularkan ke kawan-kawan PILAR, IMWU dan ATKI.

Saya yakin, kalau mereka berani bersuara melalui tulisan dan semakin banyak BMI Hong Kong yang menulis soal isu-isu buruh migran, ini akan menjadi daya dobrak yang sangat luar biasa nantinya. Dan semangat menulis BMI Hong Kong juga akan ditiru oleh para BMI di negara lain.

Saya sendiri masih terus belajar menulis dan terus mencuri ilmu juga semangat yang luar biasa dari mereka. Saya juga berharap akan muncul penulis-penulis dari kalangan BMI Hong Kong. Saya bukan penulis, saya hanya orang yang suka menulis, itu saja.

Menulis bagi sebagian orang sudah menjadi suatu kebutuhan dan kewajiban bahkan bisa menjadi terapi jiwa. Kalau Sarjana bisa menulis itu adalah hal biasa, tapi, kalau BMI bisa menulis, ini baru luar biasa :D

Saya pribadi sangat ingin mengikis penilaian remeh banyak kalangan tentang tenaga kerja wanita atau pekerja rumah tangga, dan salah satunya dengan menulis. Dan saya sangat senang kalau ilmu yang masih sangat sedikit yang saya bagi ke kawan-kawan bisa menjadi pemacu bagi mereka untuk melakukan hal yang sama, yakni dengan menulis.


Ayo menulis dari sekarang. Menulis, menulis, dan menulis. Kalau tidak dimulai dari sekarang, lalu kapan lagi? Anda bisa karena terbiasa. 

You Might Also Like

8 komentar

  1. awal sy mulai berani menulis, terinspirasi oleh Guru sy Bpk JamilAzzaini yg selalu menulis setiap hari kerja di http://www.jamilazzaini.com/ kata beliau "kalau kamu ingin mengetahui Dunia maka banyaklah membaca, kalau kamu ingin dikenal Dunia maka banyaklah menulis".

    ReplyDelete
  2. kata yang sangat tepat untuk penambah semangat bang, makasih ya

    ReplyDelete
  3. pokoknya semangat, walau saya belum ikut menulis

    ReplyDelete
  4. Benar, sebagai seorang BMI HK memang banyak sekali yang bisa menginspirasi saya untuk ingin menulis, apalagi kalau menikmati tulisan di kompasiana atau blog dll, rsanya ingin ikut bagian dari mereka. namun pada kenyataanya heheh saya males nulis. saya merasa tulisan saya morat marit tak beraturan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa karena terbiasa mbak :D ayo mulai dari sekarang, saya dulu juga gak PD kok, tapi lama-lama ya PD aja, menulis bisa menjadi terapi lo

      Delete
  5. Mbak fera facebooknya apa??? kalo boleh jujur saya ngefans sama tulisan mbak hahhahah yang tentang BMI tentunya :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hay mbak Eva, makasih sebelumnya ya :D

      search aja Fera Nuraini
      Di mana-mana nama saya sama kok

      Delete