BMI Hong Kong

Ini Alasan Kenapa Jumlah TPS tidak Ditambah

9:36 AM

     Antrian Pilpres di Hong Kong


Besok Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Presiden langsung serentak di seluruh Indonesia. Cerita dari Hong Kong pun masih hangat. 


Kemarin saya ngobrol dengan Mbak Sringatin dan Eni Lestari, keduanya adalah BMI Hong Kong yang jadi Koordinator Jaringan BMI (JBMI) dan sering menyewa lapangan Victoria Park yang digunakan KJRI dan PPLN untuk menyenggarakan Pilpres. 

Keterangan  keduanya sama, lapangan Victoria Park bisa disewa  paling tidak 1 sampai 3 bulan sebelum acara dan  jika ada sound system hanya boleh dinyalakan sekitar pukul 9.30 pagi. Misalnya sewa lapangan jam 8 pagi sampai jam 7 malam.

Soal penggunaan lapangan sendiri, menurut Mbak Sring dan Mbak Eni Lestari bisa dinegosiasi jika batas waktu sudah habis tetapi acara belum selesai. Misalnya sewa jam 8 pagi sampai
jam 5 sore, berarti paling tidak jam 6 lapangan sudah harus bersih baik itu  panggung maupun sampah-sampah yang ada, kalau terlalu malam kasian tukang bersih-bersih lapangannya.

Kalau kemarin itu, KJRI dan PPLN membuka TPS hanya sampai jam 5 sore, pertimbangannya karena setelah jam 5 masih harus ada rekapitulasi data berapa jumlah pemilih dan berapa kertas suara yang masih sisa. Ini makan waktu paling tidak satu jam, kata Pak Sam, sekretaris PPLN. Kalau terlalu malam kondisi lapangan tidak ada lampu, sedang rekapitulasi harus diadakan di TPS.  Belum lagi untuk membongkar tenda-tenda yang besar yang jumlahnya juga banyak. Jam 19.50 saya meninggalakan lapangan dan acara beres-beres belum selesai. 

Mungkin kalau misalnya TPS diperpanjang sampai jam 6 sore masih bisa asalkan KJRI bisa negosiasi dengan pihak Victoria Park. Soalnya ini sering dialami kawan-kawan yang menyewa lapangan. Sebelumnya laporan jam 6 selesai tapi akhirnya molor sampai jam 7 malam. Pihak lapangan hanga ingin setelah digunakan kondisi lapangan bersih dari sampah, meski kadang ada juga yang gak patuh. 

Malah menurut Mbak Sringatin pihak KJRI sering mendapat pujian karena setelah menggunakan lapangan kondisinya sangat bersih tidak ada sampah. 

Waktu ngobrol dengan Pak Galih, ketua Panwaslu Hong Kong soal kondisi Pilpres saat ini dan kenapa tidak ada penambahan jumlah TPS di lapangan, Pak Galih menjelaskan bahwa kebijakan dari KPU pusat dana yang tersedia antara Pilihan Legislatif dan Pilpres tidak jauh beda. 

"Pertimbangannya gini, kalau misalnya kami membuka TPS lebih banyak, nanti takutnya mubazir, karena waktu Pileg kemarin yang datang hanya 6000an pemilih. Perkiraan kami, saat Pilpres ini peningkatan sekitar 300 sampai 400 persen, ternyata peningkatannya  lebih besar, yakni 500-600 persen." katanya.

Jumlah TPS dan petugas di dalamnya yang tidak sebanding dengan jumlah pemilih yang datang membuat Pilpres di Hong Kong berakhir dengan banyak cerita yang sudah tersebar. 


Mungkin kalau jumlah TPS tidak hanya 13 dan kalau TPS tidak hanya berpusat di Victoria Park, Pilpres  tidak berakhir seperti ini.

Seperti di Blog Mbak Sringatin dijelaskan, kalau seandainya TPS dibuka di daerah New Territories di Yuen Long, Kowloon di Tsim Sha Tsui dan Hong Kong yang berpusat di Victoria, mungkin antrian tidak akan sepanjang itu dan para pemilih bisa lebih menjangkau tempatnya karena BMI tinggalnya menyebar dan saat libur tidak hanya berpusat di Causeway Bay.

Di sisi lain, kondisi setiap BMI memang beda-beda. Ada yang libur jam 5 sore sudah harus pulang ke rumah majikan, ada yang tidak libur tapi diijinkan keluar 2 atau 3 jam saja lalu balik ke rumah lagi. 

Antusias pemilih di Hong Kong memang sangat luar biasa jika dibanding waktu Pilihan Legislatif, sedangkan jumlah TPS tidak ada perubahan. 

"Ini akan menjadi cacatan kita agar  ke depannya bisa lebih baik lagi." Tutup Pak Galih.

Semoga Pilpres di tanah air lancar dan selamat memilih.


Tentang penggunaan lapangan sika kunjungi Blog ini ==>> 
http://suarabmihongkong.blogspot.hk/2014/07/pemilu-presiden-indonesia-hong-kong-2014.html?m=1

You Might Also Like

3 komentar

  1. Salam Kenal, Nice Infonya,, Dengan Segala Hormat Artikel ini saya Copy untuk saya sebar luaskan. Cuma dengan Sedikit Translate ke bahasa Inggris, bisa lihat di blog saya. www.jurnallogistik.com

    ReplyDelete
  2. saya pun kurang ngerti nih.. kalau waktunya habis dan izin penggunaannya tidak bisa diperpanjang... KJRI seharusnya 2 jam sebelum habis... melihat antusiasme yang tinggi mulai membuka TPS baru entah di gedung KJRI atau lokasi lain, lalu mulai mengarahkan pemilih kelokasi baru tersebut,, saya rasa itu jauh lebih berwibawa dibanding menghapus hak konstitusional wni disana yg belum menggunakan hak pilihnya...

    selain itu mba ada kabar dari anggota PPLN disana katanya sebenarnya saat mereka menutup TPS antrian dah sepi hanya belasan sampai puluhan saja...dan sebagian besar sudah ada tinta dijari tangannya,,,, lalu entah kenapa seperti diarahkan menjadi ratusan bahkan ribuan apakah benar mbak?

    ReplyDelete