BMI Hong Kong

Inilah Hasil Debat Caleg dan BMI di Hong Kong

3:26 PM

    Usai acara debat. Sesi foto bersama semua caleg

Minggu, 16 Maret 2014, bertempat di Politechnic Univercity, Hung Hom, Hong Kong, diadakan seminar pemilu. Acara ini diselenggarakan oleh Komite Pendidikan Pemilu Bagi BMI Hong Kong dan Macau.

Debat publik BMI dengan Caleg dari DPR-RI diikuti oleh;

Masinton Pasaribu (PDIP)
Lathifa Marina Al Anshori (Nasional Demokrat)
Yoga Dirga Cahya (PAN)
Abdul Wahid Maktub (PKB)
Moh. Miftah Farid (PKB)

Sebelum acara debat caleg dimulai, sesi pertama dijabarkan dan dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu pemilihan umum, partai
politik dan permasalahan buruh migran di luar negeri oleh para panelis.

Panelis dalam dialog ini adalah;

1. Fahmi Panimbang, Program Coordinator dari Asia Monitor Resource Centre (AMRC) 
2. Sringatin, Coordinator dari Jaringan BMI dan juga ketua IMWU
3. Answer Styannes, Program Officer Asian Human Right Commission (AHRC)
4. Romo Paulus Waris Santoso, Keluarga Katolik Indonesia Hong Kong (KKI)

Dalam acara ini, para BMI menjadi tahu banyak hal tentang dunia
politik dan juga rekam jejak
dari para partai politik peserta pemilu. Seperti Partai Nasdem, Golkar, Hanura, Gerindra, Golkar, yang mana semua ketua umum dari partai ini adalah "jebolan" dari partai Golkar, sedangkan Golkar sendiri kini dipimpin oleh Aburizal Bakrie, dan para ketua dari partai ini kesemuanya ingin maju menjadi Calon Presiden.

Bimbang dan bingung. Itulah perasaan para rakyat dan juga buruh migran. Bimbang, kalau tidak menggunakan kertas suara nanti bisa jadi kertasnya disalahgunakan. Bingung, mau pilih partai atau caleg yang mana sedangnya rasa apatis terhadap partai dan politikus sangat terasa. Bukan saja apatis, tapi sudah anti terhadap keduanya. 

Ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah, debat caleg dilakukan di luar negeri, tanpa dukungan pemerintah dalam hal ini KJRI Hong Kong karena semuanya murni atas inisiatif dari para BMI yang ada di Hong Kong. Persiapan yang sangat pendek tapi tetap bisa dilakukan. 

Perlu ditekankan bahwa acara debat caleg ini bukan tujuan untuk memilih atau memihak salah satu caleg, sama sekali bukan. Jaringan BMI yang menjadi penyelenggara dari acara ini ingin buruh migran paham dan tahu soal visi misi para caleg dari dapil Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat yang mana suara dari luar negeri larinya akan ke sana. 

Saat panelis mengajukan pertanyaan dan memberi waktu para caleg untuk menjawab, para audiens menyimak dengan seksama penuturan para caleg. Ada yang tersenyum, ada yang diam kyusuk menyimak, ada yang geleng-geleng kepala, ada yang nyengir pertanda tak paham. 

Giliran waktu para audiens diberi kesempatan untuk bertanya. Beberapa pertanyaan sangat berbobot tapi sayangnya, jawaban dari para caleg juga tidak memuaskan.  Antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung. Jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan itu sedikit gambaran bahwa mereka tidak mampu mendengarkan dengan baik.

"Dari sini kita bisa lihat, ini bisa jadi gelagat kalau nanti mereka juga tidak bisa mendengarkan aspirasi rakyat, mereka hanya mendengarkan kemauannya sendiri." Tutur Romo Waris, salah satu panelis.

Di sisi lain, antara ideologis dan praktis. Tadi kelihatan yang muda itu ideologis, yang tua lebih praktis. Untuk yang ideologis patut didukung agar tidak terseret arus politik yg kotor. Sudah ada banyak contoh politisi muda yg terjebak korupsi. Yang praktis juga perlu didukung agar mereka bisa melihat lebih jauh. Tambah Romo.

Pasti sudah  banyak yang tahu tentang banyaknya kader partai yang duduk di kursi DPR-RI terjerat korupsi, padahal dulunya bisa dibilang memiliki track record yang bagus. Kenapa setelah jadi anggota legislatif terjerat korupsi? 

      Grafik yang menujukkan Parpol Korupsi.

Data ICW periode 2002-2014 (www.antikorupsi.org)  menyebutkan data-data partai korupsi sebagai berikut 
1. PDIP (7.7) 
2. PAN (5,5) 
3. Golkar (4.9)
4. PKB (3,3) 
5. PPP (2,7) 
6. PKPI (2.1) 
7. Gerindra (1,9) 
8. Demokrat (1.7)
 9. PBB (1,6) 
10. Hanura (1,5) 
11. PKS (0,3).

Jam 11 sampai jam 5 lebih berada dalam ruangan dan mendengarkan penjabaran para panelis. Kemudian debat caleg jam 2.30 sampai jam 5 lebih, mendengar penuturuan visi misi para caleg membuat para BMI paham bagaimana para caleg ini saling silang adu kemampuan dan pengetahuan mengenai buruh migran.

Ada caleg yang paham ada juga yang sama sekali tak paham. Ada yang melenceng sangat jauh dari pertanyaan awal dan membuat buruh migran saling berbisik, "gimana sih ini, pertanyaan dan jawaban kok gak nyambung."


KTKLN, outsourching, UU no.39/2004 masih menjadi perdebatan yang sengit. Janji menghapus KTKLN, merevisi UU, meningkatkan pelayanan serta perlindungan dan lain-lain diperdebatkan dalam dialog kali ini. Tapi sayangnya, tidak ada caleg yang membahas soal lapangan kerja di dalam negeri dengan gaji yang memadai sehingga tak perlu kaum perempuan jauh-jauh pergi ke luar negeri.

Semuanya tahu bahwa akar permasalahan buruh migran justru ada di dalam negeri yakni sejak masih proses awal sewaktu di Indonesia. Sudah puluhan tahun Indonesia menjadi pengirim tenaga kerja ke luar negeri, tetapi berbicara soal pelayanan dan perlindungan hanyalah slogan semata, manis di awal kenyataannya selalu pahit akhirnya.

Buruh migran di luar negeri tersebar di 142 negara dengan total 6,5 juta jiwa. Tahun 2006-2012 sebanyak 4 juta jiwa berstatus ilegal. Para BMI ini berasal dari 392 kabupaten atau kota dan tahun 2013 jumlah pengiriman dari buruh migran sebanyak Rp 81 Trilyun lebih. Angka yang sangat fantastis. Benar memang kalau pengiriman BMI menduduki nomor 2 setelah SDA kita.

Namun, perlu kita garis bawahi, bahwa warga Indonesia yang bekerja di luar negeri sebanyak 90% menjadi  pekerja rumah tangga (PRT) dan sebanyak 76% adalah perempuan

Permasalah buruh migran di luar negeri begitu komplek. Dan dari periode-periode pemilu sebelumnya, para caleg pun menebar janji yang kurang lebih isinya sama dengan para caleg dalam pemilu tahun ini.

     Kebijakan Parpol terkait buruh migran



   Bisa dilihat seperti apa para parpol ini


Janji caleg yang sudah 2 atau bahkan 3 periode duduk di parlemen saja tak pernah ada buktinya, tak ada tindak lanjutnya, lalu bagaimana para buruh migran ini bisa yakin akan janji manis yang kembali ditebar oleh para caleg peserta pemilu tahun ini. 

Pada akhirnya semua kembali kepada pemilih. Seperti yang dijelaskan oleh Fahmi Panimbang, salah satu panelis, bahwa GOLPUT atau memilih itu adalah HAK setiap warga, tidak ada aturan halal dan haram. Pilihlah wakil yang menurutmu sesuai dengan aspirasimu.

Pemilu di Hong Kong akan dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2014 bertempat di lapangan Victoria Park. Bagi yang tidak kebagian kertas suara, bisa langsung datang ke lapangan dengan membawa KTP. 

Sekali lagi kami tekankan di sini, bahwa acara debat caleg di Hong Kong bukanlah acara atau deklarasi untuk mendukung salah satu caleg. Tapi acara ini semata adalah untuk membuka mata kita sebagai buruh migran mengenai para calon wakil rakyat yang "katanya" bisa mewakili apa yang kita suarakan  di luar negeri untuk disampaikan kepada pemerintah sebagai si  pembuat kebijakan dan UU.

Sudah siapkah Anda mengikuti pesta DEMOK(E)RASI tahun ini? Siapapun yang Anda pilih, biarlah itu menjadi rahasia Anda. 



You Might Also Like

10 komentar

  1. Kawan2 BMI sudah selayaknya memperkaya diri dengan informasi yang cukup saat memutuskan untuk hadir mencoblos pada bulan April nanti. Jangan pilih kucing dalam karung. Jangan hanya karena ganteng atau cantik saja tapi programnya tidak jelas. Para caleg membutuhkan suara anda. Pilih yang benar2 bisa pahami masalah BMI di luar negeri.

    Harus diingat partisipasi dalam pemilu itu penting, tentunya disertai dengan akal sehat.

    Salut untuk teman2 BMI HK yang bikin acara ini. Terima kasih mbak Fera untuk setiap update beritanya.

    Sukses terus ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum mas Irfan. Acara kemarin membuka banyak hal yang selama ini tidak
      kita ketahui soal pemilu dan juga para caleg.

      Kita bisa paham dan tahu bagaimana para caleg "jualan" janji :)

      Terima kasih sudah baca, mas.
      Ditunggu kehadirannya di HK

      Delete
  2. Huebat banget. Pertama, buat para pegiat organisasi buruh migran/ PRTA atau apapun namanya. Ini bukti kecil bahwa anda semua layak disebut pejuang sejati. Kedua, yang anda lakukan jauh lebih baik dan mulia dibanding yang berkoar-koar di podium tanpa isi. Ketiga dan yang terpenting menurut saya, anda semua baik pegiat maupun anggota (termasuk yang belum anggota) lebih Indonesia dibanding yang ada di Senayan. Keempat, pupuk terus sikap kritis dan peduli pada bangsa. Dengan satu harapan, semoga kelak ada di antara anda yang menjadi pemimpin daerah, provinsi atau nasional. Selamat dan sukses. Sehat selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Pak.
      Dengan ini kami belajar soal dunia politik dan jadi tahu banyak hal.

      Meski di LN tapi kami tetap cinta dengan Indonesia

      Delete
  3. Kalau mau golput, golputlah dengan baik. Datang ke TPS, masuk ke bilik dan rusak surat suaranya mbak :D

    ReplyDelete
  4. Wah... aku baru tahu grafik parpol dan kasus korupasinya. Bisa jadi rujukan saat nyoblos nanti tuh. TFS, Mak. ^^

    ReplyDelete
  5. well done ... BMI .
    sy kapan hari juga nitip pesan ke mbak Fanny .. kalu mereka terpilih, trus duduk di komisi atas dasar penugasan parpol serta duduk di komisi yg tidak membidangi urusan BMI atau tenaga kerja khususnya, lak Yooo bisa di jadikan alibi sama caleg" tersebut .

    ReplyDelete
  6. masukan mba fera, menarik sekali kegiatan seperti ini di inisiasi dan dilakukan oleh organisasi rakyat, ada informasi yang hilang, misalnya caleg ini ngomong ini dan caleg itu ngomongin tentang itu, lalu kenapa yang dimunculkan indeks korupsi ketimbang misalnya menginformasikan visi misi sesuai dengan kepentingan buruh migran dan rekam jejak caleg yang yang hadir

    ReplyDelete