AMCB

Yan lei Ceng Fu Mo Kwai Yung, Benarkah?

8:44 AM

      Massa bergerak ke KJRI setelah aksi di agen Chans Asia


4000 Buruh Migran Indonesia (BMI) yang tergabung dalam Jaringan BMI Cabut UU no.30/2004 dan Komite Keadilan Untuk Erwiana dan Seluruh PRT Migran kembali melakukan aksi untuk menuntut dan menghukum Agen Chans Asia Recruitment, agen yang membawa Erwiana ke Hong Kong. Massa aksi juga menuntut KJRI untuk menindak Agen-agen pelanggar. 


Aksi yang diawali dengan doa dan forum di lapangan Victoria Park ini juga diikuti oleh warga lokal yang peduli terhadap nasip buruh migran kususnya kasus yang menimpa Erwiana. Kehadiran Long Hair yang merupakan anggota legislatif dari partai sosial demokratik turut memberi semangat bagi BMI untuk menuntut keadilan.

Aksi ini masih menjadi bahan liputan paling hangat bagi media di Hong Kong. Terbukti kasus Erwiana menjadi headline di berbagai media cetak dan elektronik. Televisi, portal online dan media cetak setia meliput sampai demo berakir dengan pengawalan polisi. 


"Perlindungan adalah tanggung jawab negara dan jangan dilemparkan kepada PJTKI, Agency atau Asuransi" tegas Sringatin dalam orasinya.


"Kisah Erwiana dengan agennya adalah pengalaman ribuan buruh migran Indonesia. Kami dibutakan dan dijauhkan dari informasi tentang negara tujuan, ditarik biaya selangit, dipaksa berhutang, dan dipaksa bertahan layaknya budak" Sringatin menjelaskan.


"Potongan agen HK$ 21.000. Ini sama dengan gaji kalian 2 tahun bekerja di Indonesia. Bener gak?" Teriak salah satu warga lokal Hong Kong yang menjadi orator dan diiyakan oleh 4000 BMI di depan KJRI.


"Yan lei ceng fu...  mo kwai yung,"

Yel-yel ini bergema dengan lantang yang artinya bahwa "pemerintah Indonesia tidak ada gunanya.

Bagaimana mungkin praktek perbudakan justru dilegalisasikan oleh Pemerintah Indonesia dengan memberi kuasa penuh kepada PJTKI dan agen untuk memeras buruh migran atas nama perlindungan. Pemerintahlah yang melegalisasikan perampasan upah dan menempatkan buruh migran sebagai objek. Dengan kondisi seperti ini,  apa peran Pemerintah sebenarnya? Jadi teriakan "yan lei ceng fu mo kwai yung" adalah benar adanya.


Selama ini perlindungan BMI dilemparkan ke agen dan PJTKI. Saat BMI bermasalah, kedua tempat ini akan saling lempar tanggung jawab dan ujung-ujungnya BMI menjadi korban. Erwiana contohnya. Saat sudah tidak kuat lagi di rumah majikan karena perlakuan buruk, dia telpon ke PJTKI yang memberangkatkannya, PJTKI menelepon agen dan agen merayu Erwiana untuk bertahan karena potongan belum lunas. Lalu apa yang terjadi? Seperti yang bisa kita lihat saat ini.


Kasus Erwiana berdampak luar biasa bagi BMI kususnya di Hong Kong. Semangat untuk melawan segala bentuk penindasan. Persatuan yang bertambah kokoh untuk menuntut kebijakan yang selama ini merugikan buruh migran. Dan perlawanan terhadap pemerintah yang masih saja berpihak kepada agen dan PJTKI yang sangat merugikan.


      Polisi sibuk mengawal massa


      Long Hair, siap berorasi di depan KJRI


   Susi, BMI yang bekerja di majikan yang sama dengan Erwiana kembali memberi kesaksian

 Sringatin, Koordinator keadilan untuk Erwiana dan semua buruh migran sedang dirubung wartawan Hong Kong


Lalu, dampak apa yang akan terjadi terhadap pemerintah sendiri? 

Apakah masih akan tetap memihak agen dan PJTKI?

Apakah akan terus tidak mau berkaca pada kasus-kasus sebelumnya? Kita tunggu saja.

Kalau kebijakannya masih saja sama, sepertinya yel-yel "yan lei ceng fu mo kwai yung" harus lebih sering lkita teriakkan lagi. 






You Might Also Like

8 komentar

  1. Yel yel yang tepat dan luar biasa yang harus sering kita teriakan setiap kali kita aksi demo. Hingga perlindungan sejati memihak kepada kita.

    YANNEI CENG FU MO KWAI YUNG.

    ReplyDelete
  2. Semangat semuanya,,,,
    Rebut Dan ambil apa yg memang jadi hak kita,,,
    Indonesia Negara MERDEKA tp kenapa kita malah diperbudak Dan dijajah oleh para petinggi" pemerintah kita sendiri,,,

    Jdi tetap satukan semangat rebut Dan perjuangkan hak kita

    ReplyDelete