Ani SBY

Buruh Migran, Antara Kwalitas dan Kwantitas

3:24 PM


Buruh migran Indonesia dan Piliphina sedang aksi di depan kantor pemerintahan Hong Kong untuk menuntut kenaikan gaji.

18 Desember adalah hari Migran Internasional. Setiap tanggal ini diperingati sebagai hari migran di seluruh dunia. Indonesia yang menjadi negara pengirim buruh migran tapi minim perlindungan ini sepertinya tidak ada gemanya sama sekali. Masih banyak PR yang tak kunjung selesai, masih banyak BMI yang terancam hukuman mati, ada ribuan yang overstay dengan kondisi memprihatinkan. 

"Buruh migran", masih banyak orang yang tidak tahu saat ada yang menyebut kata Buruh Migran Indonesia atau BMI, tapi begitu menyebut nama TKI mereka akan langsung paham. Tenaga Kerja Indonesia yang diberi gelar sebagai "Pahlawan Devisa" oleh pemerintah entah sejak kapan.

Saya adalah seorang buruh migran, sama dengan jutaan BMI yang sedang mengais rejeki di luar negeri. Alasan kenapa saya memilih menjadi BMI karena tidak adanya lowongan pekerjaan yang memadai di tanah air. Di saat semua harga melambung tinggi dan saat gaji tak lagi mencukupi, salah satu pilihannya ya dengan bekerja ke luar negeri.

Banyak orang nyinyir saat ada kasus TKI mencuat di media. Komentar simpati berbanding dengan komentar yang sinis bernada menyalahkan. 

"Ngapain kerja jauh-jauh ke luar negeri? Yang nyuruh siapa? Kalau tidak mau dianiaya ya jangan pergi ke luar negeri ...." dan komentar pedas lainnya.

Sekali lagi, menjadi buruh migran dan bekerja ke luar negeri adalah pilihan sekaligus "keterpaksaan". Pilihan, saat di negeri sendiri sudah tidak ada pilihan pekerjaan. Keterpaksaan, karena kebutuhan hidup semakin meningkat dan tidak ada pilihan lain yang lebih baik selain menjadi BMI di luar negeri.

Sedikit kilas balik ke belakang tentang kenapa saya sendiri memilih bekerja ke luar negeri. Tahun 2005, sela 2 tahun lulus sekolah, saya beranikan diri mendaftar jadi TKW. Segala resiko sudah saya pikirkan baik-baik. Sudah siap dengan apapun yang terjadi nanti saat di luar negeri.

Masuk di negara asing dengan bahasa dan budaya berbeda membuat sedikit ciut nyali juga saat itu. Tapi seiring dengan berjalannya waktu adaptasi itupun berhasil, bahasa berhasil dikuasai, dan semua butuh waktu dan proses. 

Dan cerita seru dari kawan BMI lain pun silih berganti menghampiri. Ada cerita bahagia namun banyak juga cerita sedih dan lara. Dan kebanyakan mereka memilih bekerja ke luar negeri karena di tanah air tidak ada lowongan pekerjaan dengan gaji mencukupi.

Pemerintah sudah seharusnya dan wajib melindungi warganya yang bekerja di luar negeri sebagai buruh migran. Jangan hanya memberi gelar  "Pahlawan" tapi faktanya sangat minim perlindungan yang diberikan. Kalau belum bisa menyediakan lapangan kerja memadai dan masih menjadikan pengiriman TKI ke luar negeri sebagai solusi, saya selalu berharap jangan hanya mengejar kwantitas tanpa memikirkan kwalitas. 

Percuma Indonesia mendapat nilai nomor satu soal kwantitas tapi kwalitas sangat memprihatinkan. Sampai kapan negara kita akan terus terkenal sebagai pengirim tenaga kerja paling banyak di dunia? Jangan karena pengiriman devisa dari BMI nomor dua setelah SDA lalu pemerintah akan terus mempertahankannya dengan terus mengirim warganya ke luar negeri.

Proses awal yang sudah ambur-adul itu harus segera diperbaiki. Para calo nakal dan saling saling lempar tanggung jawab antar lembaga yang mengatasnamakan TKI harus segera diakhiri. 

TKI not for sale. Selamat hari migran internasional. Migran yang kebanyakan kaum buruh, semoga perlindungan dari pemerintah terus diperbaiki bagi kesejahteraan buruh migran dan keluarganya

You Might Also Like

4 komentar

  1. Indonesia dipimpin oleh seorang berlatar tentara mana mengerti masalah TKI. Mending bilangnya sma Allah aja yang tau akan masalah kita ;)

    ReplyDelete
  2. saya juga mantan tki mbak, saatnya kita TKI berdoa dan bangkit biar bisa merubah masa depan kita, keluarga dan masyarakat di sekitar kita, mohon doa restu saya Nanang Fardiansyah maju sebagai Caleg DPR RI Pusat nomer urut 10, Partai Hanura nomer 10, Dapil 8 Jatim: Madiun Nganjuk Jombang Mojokerto

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga sukses dan berhasil Pak. Bisa mengemban amanah dan tidak hanya janji di depan saja kalau jadi nanti

      Delete