Pejuang Garis Dua (3)
1:14 PM
Masuk bulan Maret saya diajak
pijat oleh Mbak saya, sebenarnya ngajaknya sudah lama tapi waktunya yang selalu
bentrok dengan acara lain.
Saya pijat dua kali (pijatnya
seminggu sekali pas hari Rabu). Pijat pertama saya dikasih resep untuk minum
telur ayam Jawa, madu dan air kelapa, dicampur jadi satu diminum seminggu dua
kali. Setelah minum ramuan ini, Masyaallah, pengen muntah sebenarnya tapi saya
tahan. Yang bagian mengaduk suami, saya menjauh waktu proses ngaduk ketiga
bahan tersebut, saya baru mendekat saat sudah siap minum.
Saya minum sore hari dan
malamnya waktu kencing baunya sangat menyengat sekali. Belum pernah air kencing
saya sebau ini. Saya pernah minum obat dari Dokter 5 macam lebih, sehari 4
kali, tapi air kencingnya biasa saja.
Saya berpikiran positif,
mungkin semua racun dalam tubuh saya keluar dengan ramuan ini. Dua sampai tiga
kali kencing baunya menyengat setelah itu normal lagi. Pun juga saat minum
gelas kedua jarak 3 hari, air kencing saya bau lagi dan kembali normal. Rasanya
badan lebih ringan dan sehat.
Pijat kedua waktu ngasih tahu
ke Mbah dukun soal efek minum jamu itu, mbahnya pun mengatakan kalau kotoran
dan racun sedang keluar dari tubuh. Sebenarnya jadwal minum 2 Minggu alias 4
kali, tapi melihat efeknya sudah ada, Minggu berikutnya saya dikasih ramuan
lain yaitu tumbuh-tumbuhan.
Waktunya pijat ketiga pas
jadwal Pemilu tanggal 17 April 2019. Karena pagi sibuk coblosan kami datang
untuk pijat sore hari. Ternyata sampai di rumah mbah dukun kesorean dan kami
ditolak suruh datang minggu depannya.
Ya sudah gak papa, meski agak
kecewa karena rumah kami lumayan jauh, kami akhirnya pulang dan menunggu Minggu
depan untuk pijit.
Bulan Maret saya haid tanggal
27 dan tanggal 20 sampai 22 April saya mendapat tanda keputihan selama 3 hari
berturut-turut. Siklus saya 28 hari kadang 26 paling banyak 30 hari tapi sangat
jarang, paling sering ya hari ke 27 atau 28 dari HPHT si merah datang lagi.
Sempat deg-degan karena tidak
biasanya saya keputihan selama ini. Biasanya keputihan setengah hari lalu
sorenya si M datang, tapi ini kok lama, saya takutnya kenapa-kenapa tapi saya
tetap berpikiran positif.
Saya iseng saja googling soal
tanda awal kehamilan yang salah satunya ternyata keputihan. Tapi kan saya belum
waktunya haid? Saya berdoa semoga si merah tidak datang.
Tanggal 22 April saya
memutuskan untuk melakukan testpeck saat subuh bangun tidur dan hasilnya……
Allahu Akbar stripnya langsung 2 dan sangat jelas sekali. Saya belum yakin
dengan hasil ini namun saya melangitkan doa semoga benar adanya saya hamil.
Esoknya bangun tidur saya
kembali melakukan tes dan hasilnya sama. Berhubung tanggal 24 April hari Rabu
artinya waktunya pijat lagi, saya tetap berangkat untuk pijat. Sampai di rumah
dukun pijat saya ceritakan semuanya dan alhamdullilah mbah dukun tidak berani
menyentuh saya.
Mbahnya bilang biarkan saja
anteng dulu, semoga beneran positif. Dan karena saya belum yakin, esoknya saya
tes lagi dan hasilnya pun sama, strip dua. Ya Allah, jika memang dalam Rahim
ini telah KAU tiupkan seorang janin, jaga kami dan lindungi kami, Ya Allah.
Saya melangitkan doa ini di mana saja dan kapan saja sejak saya tahu tes tiga
kali hasilnya sama.
Walau agak bingung karena saya
tidak merasakan tanda-tanda hamil seperti mual, muntah, pusing, capek, tidak
doyan makan dan lainnya. Saya tetap melakukan pekerjaan seperti biasa tapi saya
hindari melakukan angkat beban berat.
Keluhan Hamil
Keluhan Hamil
Saya mulai merasakan sering
lapar dan perut perih sekali. Jadilah saya makan sehari 6-7 kali dengan porsi
banyak. Bahkan setengah jam setelah makan perut pun masih terasa perih. Pukul
6.30 pagi saya sarapan dan pukul 8 saya sarapan lagi. Pukul 9 atau 10 saya
ngemil lalu nunggu makan siang, setelah makan saya tidur karena kalau tidak
langsung tidur, jarak 30 menit kemudian pasti lapar lagi.
Bangun tidur sore makan lagi
lalu ngemil. Habis magrib makan lagi dan makan terakhir sebelum tidur
malam. Memasuki bulan puasa saya memutuskan
tidak puasa.
Puasa alhamdullilah saya masih
aktif jualan kue dan pesanan lain. Ya meski pun harus pelan dan tidak segesit
dulu tapi saya menikmati kehamilan ini dengan bahagia. Meski pun kemana-mana
harus selalu sedia cemilan dan minuman dan kalau lapar menyerang tapi rumah
masih jauh ya terpaksa belok warung.
Memasuki usia 6 Minggu, badan
mulai mudah capek dan nafas ngos-ngosan. Sebenarnya rencana awal saya ingin USG
setelah telat satu bulan, namun karena saya
tidak kuat, akhirnya saya minta suami antar ke Dokter untuk periksa, di
sisi lain jujur saya belum yakin apa iya saya hamil beneran.
Tanggal 9 Mei 2019 saya periksa
ke Dokter A, tempat saya ikut program hamil. Waktu masuk ruangan saya langsung
berbaring sambil cerita kalau telat haid 2 Minggu tapi belum percaya hamil
beneran apa tidak. Dokter melihat buku riwayat saya dan nyeletuk “alhamdullilah
ya, akhirnya masuk juga”
Alat USG pun menempel di perut
dan Allahu Akbar, ada yang gerak-gerak di dalam perut, artinya saya hamil
beneran, ada janin di rahim saya. Rasa lemas dan nafas ngos-ngosan yang
sebelumnya saya sarakan hilang semua. Badan berubah jadi enteng banget dan
seakan rasa sakit di badan ikut pergi setelah tahu hasilnya.
Tak henti kami mengucap
Alhamdullah. Dokter memberi obat folavit untuk satu bulan dan bulan depan cek
up lagi.
Ternyata begini rasanya hamil,
meski saya tidak merasakan mual muntah apa-apa doyan alias ngebo, saya malah senang dengan keadaan ini. Setelah nikah saya
berdoa, semoga kalau hamil saya masih tetap bisa kerja atau melakukan aktifitas
seperti biasa, tidak merepotkan, tidak mual muntah dan apa-apa doyan. Ya alhamdullilah
doa saya terkabul.
Memasuki minggu ke 10 saya
merasakan agak mual di waktu tertentu. Setelah saya amati, saya mual hanya saat
mencium aroma tertentu. Saya jadi sangat benci dengan oseng tempe atau kering
tempe, melihat penampakannya saja saya sudah mual. Keanehan lain adalah soal
sabun mandi. Biasanya saya suka banget mandi dengan sabun Lifebuoy warna
kuning, sejak hamil saya jadi sangat benci dengan warna kuning, jadilah saya
memilih warna lain.
Bawaan lain adalah saya tidak
doyan minum air dingin dari galon, jadi minumnya harus hangat. Kemana-mana saya
bawa termos isi air hangat. Tapi kalau air es saya doyan, cuma saya hindari dan
memilih air hangat.
Minggu berganti bulan, ternyata
faktor U terasa banget. Tidur tidak senyenyak biasanya karena nafas mulai sesak
seiring perut yang makin membesar. Tidur harus posisi 45 derajat baru bisa
merem. Setelah merasa nyaman dan sesak berkurang, baru berganti posisi tidur
seperti biasa.
Kehamilan usia 4 bulan, waktu
dibonceng motor agak jauh pulang pergi, malamnya bokong saya terasa nyeri
sekali. Rasa ini akan hilang seminggu setelahnya.
Kehamilan jalan 5 bulan, bokong
saya sering kram, seperti otot ketarik dan sakitnya luar biasa. Bahkan untuk
sholat saya hanya bisa melakukannya dengan posisi duduk.
Saat rebahan di kasur tidak
bisa ubah posisi dengan seenaknya, untuk menggeser bokong harus hati-hati dan
pelan karena kalau salah gerak sakitnya sungguh luar biasa dan bikin saya menjerit.
Karena tidak tahan dengan rasa
sakitnya, saya berniat untuk pijat ke mbah dukun langganan, sampai di sana
ternyata mbahnya bilang itu bawaan bayi nanti akan hilang sendiri.
Mbahnya tidak berani mijat dan
kami hanya ngobrol saja. Benar saja, sekitar dua minggu kemudian, rasa sakit itu
pelan-pelan hilang dan kembali normal.
Memasukin usia kehamilan 7
bulan, saya merasakan badan gatal-gatal khususnya bagian perut dan paha. Dielus
tidak mempan ya kadang terpaksa digaruk.
Saya berharap gatal ini segera
hilang sebelum bayi lahir karena sungguh rasanya aduhai sekali waktu kumat. Dan
biasanya gatal parah itu habis mandi sore, magrib lalu rebahan di kasur, mulai
deh nggitar alias garuk-garuk.
Untuk porsi makan, mulai normal
tiga kali sehari saat usia kehamilan memasuki 7 bulan. Namun berganti cemilan
dengan selingan buah. Berat badan naik ugal-ugalan saya abaikan, yang penting
janin sehat.
0 komentar