![]() |
Pffffffff |
Apa yang menguatkanmu sampai
saat ini belum menikah, mbak? Aku sudah
galau ni disuruh menikah sama orang tua.
Beberapa hari yang lalu ada
yang inbok seperti ini ke saya, sebelumnya sudah ada inbok curhatan serupa sih,
tapi mau nulis masih kebentur tugas lain. Intinya dia galau berat karena sampai
umur 26 tahun masih jomblo. Belum lagi orang tuanya sudah mendesaknya untuk
segera menikah. Ini bukan inbok pertama, sebelumnya ada beberapa teman yang
menanyakan soal kejombloan juga. Huufffttt
Jujur saja, waktu umur saya 26
tahun, saya juga mengalami kegalauan yang sama (emang umur lo sekarang berapa,
Fer?). Ya meski pun orang tua saya tidak menyuruh untuk segera menikah. Saya sendiri
dari umur 17 tahun sudah mempunyai keinginan untuk menikah muda, paling tidak
sebelum umur 25 tahun saya sudah harus menikah. Itu planning saya.
Tapi rencana tinggal rencana.
Umur 25 tahun saya sedang semangat-semangatnya bekerja mencari uang untuk bekal
masa depan sama kamu dan rencana menikah saya undur di umur 27
tahun.
Tapi
lagi-lagi rencana tinggal rencana, ternyata Tuhan belum berkehendak saya
menikah di umur 27. Saya tetap mencoba berfikir positif, Tuhan sedang
menyeleksi jodoh yang paling tepat untuk saya. Saya galau? Hmmmm, kadang,
tetapi saya mencoba untuk mengambil sisi positif lebih banyak dari sebelumnya.
Menginjak
umur 28 tahun, saya merasa kalau pikiran saya mulai stabil dan tidak begitu
terpatok hanya soal jodoh dan jodoh. Pikiran soal menikah saya lepaskan
perlahan dan saya buat sesantai mungkin agar tidak terlalu menjadi beban di
pikiran. Hasilnya? Ya saya bisa menikmati hidup meski dalam kesendirian (dan
kegalauan).
Sekarang
begini, jika Anda didesak menikah oleh orang tua dan Anda turuti, menikah
dengan orang yang belum lama Anda kenal padahal belum yakin benar, pokoknya
penting nikah, urusan setelahnya dipikir belakangan. Rasanya tentu beda jika
Anda menikah dalam keadaan yang benar-benar siap lahir dan batin jiwa dan
raga. *Sok tau kamu, Fer.
Bukan, bukan karena saya sok
tau ya, saya sendiri belum merasakan pernikahan itu seperti apa, ini sebenarnya
hasil renungan dan pengamatan selama menjomblo ini. Jadi bingung mau
dibawa ke mana arah tulisan ini (gigit keyboard).
Tapi intinya begini, saya hanya
ingin berbagi ke para cewek-cewek yang sedang galau karena kejombloan, nikmati
hidupmu mumpung masih sendiri, coba lihat temanmu yang sudah menikah dan punya
anak, belum tentu mereka bisa sebebas kamu saat ini, ya meski masih banyak juga
Emak-emak muda yang tetap memiliki kebebasan setelah menikah. Karena sebenarnya
pernikahan tidak lantas menjadikan kebebasan menjadi terkekang, tergantung
bagaimana caranya menikmati *sotoy.
Sudahlah, santai saja. Tuhan
sudah menyiapkan jodoh terbaik buat kamu, kamu, kamu (dan aku), sabar saja
dalam masa penantian, semua pasti akan indah pada waktunya.
Satu lagi, menikah itu sekali
untuk seumur hidup, jangan hanya karena pengen buru-buru menikah lalu salah
pilih. Setelah merasa bosan lalu ditinggalkan, dia cari yang lain, sakit
banget, kan? Atau jangan hanya karena teman-teman seangkatan sudah pada punya
anak lalu pengen buru-buru menikah dan
menjadi Ibu padahal sebenarnya belum siap. Jangan.
Abaikan saja artikel yang
mengatakan kalau jomblo dan telat menikah rentan terkena serangan jantung dan
maag. Ya kali karena gak ada yang ngingetin
“jaga kesehatan ya” atau “jangan lupa makan ya.”
Percayalah, mblo, jodoh itu
sudah ada yang ngatur, sabar saja nunggu dia datang sambil perbanyak doa dan
usaha. Perbanyak pergaulan dan jaringan siapa tahu jodoh kita (termasuk saya)
ada di sana.
Lupakan kenangan sama mantan
yang sudah punya gebetan atau sudah jadi manten. Dia bukan yang terbaik karena
pasti ada yang lebih baik dari mantan yang akan
jadi manten dengan kita di pelaminan (eeaaaaa).
Sudah gitu aja ya, tapi yang
perlu Anda ketahui bahwa yang nulis artikel ini belum tentu bisa menerapkan
nasehat yang ada dalam tulisan ini. Secara menasehati orang lain itu lebih
mudah daripada menasehati diri sendiri #Plak.
10 komentar
Saya mendoakan semoga yang terbaik buat kamu Fera
ReplyDeleteAmiinn, makasih om
DeleteMenohok mba ^^ keche :*
ReplyDeleteMakasih Ema
DeleteDengan siapa dan kapan menikah itu memang misteri ya, setuju sekali dengan tulisannya mba, nikmati hidup dalam kesendirian karena belum tentu ketika sudah menikah kita bisa beraktivitas seperti waktu masih single :)
ReplyDeleteBetul mbak, makasih ya. Ini semacam tambahan untuk tambah kuat hahahaha
DeleteSaya naksir km Non 2014 lalu tp ya sudahlah gara gara beda pandangan politik jd deh rencana pdkt kebawa politik. Skrng dah gak mungkn karena ku dah ada yang miliki.
ReplyDeleteHahahahaha, masih aja bawa-bawa urusan politik. Btw, semoga hubungannya lancar ya, kakak. Buruan diresmikan (kalau belum resmi) sebelum Pilpres datang lagi.
DeleteMove on ya dari 2014 dan segala macamnya.
Saya doakan semoga bahagia
Fera, sabar ya... Tuhan akan memilihkan yang terbaik buat kamu... dan menyingkirkan yg gak jelas (termasuk yang blg kl dia naksir kamu tp karena beda pilihan dia jadi mundur.....wkwkwkwkwkwkwk)
ReplyDeleteHahahahahaseeemmm, ternyata perbedaan politik efeknya luar biasa ye, mak.
DeleteBeda sama perbedaan klub bola