Saya
terusik untuk ikut menulis soal kasus yang dialami salah satu teman kita yang disebut “Ndut”,
akun Facebooknya bernama Arinih Suwardi yang selama seminggu lebih ini
menghiasi lini massa Facebook buruh migran di Hong Kong.
![]() |
Baca cerita lantujannya di akun Arinih Suwardi |
Bagi
yang belum tahu, silahkan baca cerita lengkapnya ini.
Masih
banyak yang bertanya soal kebenaran kasus ini dan tak sedikit yang menganggap
kasus ini fiktif belaka dan mengada-ada. Tapi setelah membaca curahan hati Mbak
Arin (Ndut) sang korban di note yang dia tulis dan mendengar cerita langsung
dari orang dekatnya, saya percaya bahwa kasus ini benar adanya dan tidak
mengada-ada.
Syahdan,
mari kita mencoba memahami bersama, kenapa si korban diam dan seolah membiarkan
kasus yang dia alami yang telah menguras tabungannya sebanyak Rp 240 juta tanpa
melapor ke pihak berwajib dan memilih bersuara di media sosial?
Sosok
“Ayah” atau yang dia panggil “kaka” adalah orang yang dia hormati dan tuakan
dan dianggap orang yang bisa dipercaya, tak mungkin kalau soal uang dia akan
berbohong. Sebenarnya kalau mau jujur, bukan si korban saja yang menganggap
sosok ustad atau kyai seperti “Ayah” demikian,
banyak orang yang akan melakukan hal yang sama, saat diperlakukan oleh
orang yang sudah sangat dipercaya tapi ternyata dibohongi, dia memilih diam dan
mengiklaskan apa yang sudah terjadi, “biar Allah saja yang membalasnya”,
jawaban klise rata-rata korban yang tak mau berurusan panjang.
Ustad tidak pernah salah
Kalau salah, lihat lagi kalimat di atas
Ya
begitulah kira-kira perumpamaan untuk mengambarkan sosok Ustad di mata umat.
Kalau
Anda bertanya, apakah kasusnya sudah dilaporkan? Jawabannya BELUM. Kenapa
belum? Jawabannya karena korban merasa sungkan dan takut meski rasa kecewanya
sangat besar karena kepercayaan yang dia berikan kepada si Ayah sudah terkoyak.
Lalu,
sebagai sesama buruh migran, apa yang harus kita lakukan? Mari bersama, kita
menguatkan Ndut untuk kuat dan berani melaporkan Ayah ke pihak yang berwajib
dan mengajak semua korban-korban lain untuk ikut bersuara. Karena semakin lama
kasus ini terpampang di media sosial
tanpa dilaporkan, maka si Ayah akan berada di atas angin dan akan terus mencari
pembelaan, salah satunya mengatakan bahwa ini adalah fitnah (seperti yang
ditulis salah satu Koran berbahasa Indonesia di Hong Kong).
Saya
dan mungkin banyak teman-teman lain paham, apa yang sudah teman-teman suarakan
di media sosial akan sia-sia jika yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Ndut
(dan korban lainnya) tidak mau melaporkan, kasus ini pasti akan tenggelam
begitu saja dan tidak menutup kemungkinan korban lain tetap berjatuhan, meski
“si korban” tidak merasa menjadi korban pemerasan atau kebohongan.
Saya
sendiri sebenarnya sudah lama merasakan keprihatikan atas isu-isu seperti ini
yang sudah lama sering saya dengar. Banyak yang memanfaatkan buruh migran Hong
Kong untuk ladang mencari pemasukan dengan jalan yang kebetulan disukai buruh
migran, tetapi tanpa kita sadari sebenarnya kita hanya dimanfaatkan oleh mereka.
Saya
tidak menuduh semua Ustad yang masuk ke Hong Kong demikian, tetapi cobalah
sedikit saja membuka hati, jangan tertutup oleh tiupan ceramah “surga dan
neraka” jika manusia tidak beramal semasa hidupnya maka dia akan bla, bla, bla
dan alasan lainnya (maaf jika ada yang tersinggung).
Kasus
yang dialami Ndut adalah pelajaran buat kita semua, jangan terlalu terlena
dengan orang yang bergelar Ustad atau
orang terpandang dan kita anggap jauh lebih tinggi dari status kita saat ini
(sebagai PRT).
Seorang
pemuka agama (kalau dia benar-benar ingin menebar kebaikan dan kebenaran) tidak
mungkin berbohong apalagi menipu kita, tidak akan punya niat sedikitpun
memanfaatkan kita dengan dalih membantu.
Orang
yang baik dan tidak ingin merugikan orang lain, apalagi dia seorang Ustad,
tidak akan melakukan denda Rp 150.000 perhari jika dia telat membayar. Kalau
pun benar harus bayar denda, harusnya masalah ini dibicarakan sejak awal agar
tidak ada yang dirugikan.
Kasus
ini juga menarik karena akun-akun yang terus bersuara dan mengangkat kasus AYAH
vs NDUT ikut menjadi korban, tidak bisa diakses si pemilik karena dilaporkan ke
Facebook oleh “pasukan” yang menganggap dirinya difitnah.
Semoga
Mbak Arin segera bisa mengambil langkah selanjutkan. Kalau Mbak Arin punya niat
sungguh-sungguh agar tidak ada lagi Arin-arin setelah kasus ini, banyak yang
mendukung Mbak Arin untuk segera menempuh jalur hukum, melaporkan “Ayah” yang
sudah merugikan mbak Arin, berharap korban lain bisa bergandengan tangan dan
mengungkap kasus ini bersama-sama agar menjadi pelajaran untuk semua Ustad atau
pemuka agama atau orang-orang yang selama ini keluar masuk Hong Kong dengan
tujuan untuk mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan buruh migran.
Mbak
Arin, duit Rp 240 tidak sedikit, perlu bertahun-tahun, mungkin puluhan tahun
jika kita mencarinya di tanah air, tetapi uang segitu lenyap begitu saja oleh
orang yang selama ini dianggap “alim” dan tidak mungkin berbuat salah.
Mungkin
saat ini si “Ayah” sedang ongkang-ongkang dan dalam hati berkata, “laporin aja
kalau berani”. Bola di tangan Mbak Arin, mau melaporkan si “Ayah” agar tidak
ada korban yang lebih banyak lagi, atau Mbak Arin memilih mengiklaskan saja
tetapi akan ada Arin-arin lainnya yang menyusul dan bernasib sama dengan Mbak
Arin.
Buruh
migran di Hong Kong terkenal dengan solidaritasnya yang sangat tinggi, satu
disakiti maka yang lain akan merasakan kesakitan yang sama, mari kita mengingat
dan belajar dari kasus Erwiana.
Kasus
Ndut pun demikian, kasus ini bisa menjadi pelajaran kita semuanya di Negara rantau
untuk tidak menaruh kepercayaan berlebihan kepada orang dengan penampilan
tertentu. Jangan simpan masalah sendiri, ceritalah, berbagilah kepada orang
lain yang menurutmu bisa dipercaya dan bisa dijadikan tempat curhat.
Selagi
kita bisa melawan, jangan terlalu nerimo oleh keadaan.
10 komentar
Duh, macam2 saja modus orang jahat itu ya. Berkedok ustad untuk memeras BMI
ReplyDeleteSemoga yang bersangkutan Mba Ndut dkk segera diberikan jalan keluar dan si ustad itu segera dapat imbalan dari apa yang sudah dilakukannya...
Mungkin bukan cuma HK aja, teh.
DeleteBisa jadi negara penempatan lain juga ada kasus kayak gini.
Iya semoga tidak ada lagi kasus serupa, kasian si korban.
Duuuuh, geregetan klo baca ttg penipuan.
ReplyDeleteSemoga masalahnya cepet kelar, semoga duitnya Mbak Ndut cepet balik
Hari ini dilaporkan, om.
DeleteSemoga si ayah gak berkelit dari tanggungjawab
semoga masalahnya cepet kelar
ReplyDeleteAamiinn
DeleteYa Alloh kasihan bggttt.....moga cepat sadar ayahny...dan smga bisa jd pembelajaran yg lain...hati hati
ReplyDeleteAmiinn, semoga gak lagi ayah atau ndut lain
DeleteGimana perkembangan kasus ini sekarang Fer?
ReplyDeleteSudah ditangani pihak berwajib, korban dibantu LBH Jakarta
Delete