![]() |
At Star Ferry Tsim Sta Tsui |
Hong
Kong, siapa yang tidak kenal dengan nama ini? Kota atau negara kecil bekas
jajahan Inggris yang telah kembali ke China ini sangat terkenal di dunia.
Ekonominya yang maju dan ditopang dengan hukum yang sangat tegas menjadikan
Hong Kong yang dulunya sarang korupsi kini menjadi negara yang patut dijadikan
percontohan dalam hal menangani korupsi.
Orang-orang
Hong Kong juga juga terkenal dengan
tertib dan patuh hukum juga mengenai kebersihan. Ya, meskipun banyak yang
bilang bilang soal tertibnya Hong Kong masih kalah dengan Jepang, atau
bersihnya Hong Kong masih kalah dengan Singapura, paling tidak Hong Kong sudah
menjadi negara kecil yang terkenal di
dunia.
Tak
terasa 8 tahun sudah saya bekerja di Hong Kong. Banyak cerita penuh warna saya
dapat di sini. Soal tabiat para majikan, tentang pekerjaan, pelayanan yang
tidak diskriminatif, masalah adat dan budaya, mengenai masakan, tempat-tempat
perbelanjaan dan juga wisata yang ada di
Hong Kong.
150.000
lebih Buruh Migran Indonesia (BMI) bekerja di Hong Kong dan 140.000 lebih buruh
migrant dari Pilipina, juga pekerja dari berbagai negara, seperti Nepal,
Banglades, Thailand, Srilangka, India dan lainnya ada di
Hong Kong.
Hong Kong
menetapkan hari Minggu sebagai libur pekerja rumah tangga, juga hari libur
nasional sebanyak 12 hari bagi pekerja setiap tahunnya. Pekerja rumah tangga
juga memiliki gaji yang telah diatur oleh pemerintah Hong Kong sebesar HK$
4010. Gaji ini naik sebesar HK$ 90 sejak 1 Oktober 2013, dari yang sebelumnya
HK$ 3920.
Banyak
yang bilang kalau Hong Kong adalah surganya bagi pekerja karena jarangnya
berita penganiayaan yang ada. Terlepas dari semua itu, sebenarnya masalah buruh
migrant kususnya pekerja rumah tangga di Hong Kong sangat komplek. Penganiayaan
terhadap pekerja rumah tangga masih ada. Pun juga gaji yang tidak dibayar
bahkan kasus perkosaan.
Tahun
2017, pemerintah berencana menghentikan pengiriman pekerja rumah tangga
dan akan mengganti dengan mengirimkan tenaga professional ke luar negeri. Pemerintah juga akan membatasi hanya 4 tahun
saja para pekerja rumah tangga bekerja di luar negeri.
Kita
tunggu saja, apakah cara ini efektif untuk meminimalisir banyaknya kasus BMI di
luar negeri.
2 komentar
uwah,banyak juga ya BMI di hongkong.......penasaran sama hongkong ^^
ReplyDeleteayo ke Hong Kong mbak
Delete