![]() |
Lamma Island, Pantai yang kita jelajahi bersama di tanggal yang cantik. |
Begitu
berartinya sahabat di negeri rantau, dan itu sangat berlaku buat saya. 20
Februari 2013 satu sahabat saya harus pulang ke tanah air seterusnya,
melanjutkan kehidupan di sana.
Aulia, sahabat yang akhir-akhir ini selalu ada dan hadir saat saya butuhkan, kapan pun. Selalu menjadi teman saat libur tiba, selalu menjadi teman berjalan kemana pun untuk menghabiskan sisa-sisa waktu di Hong Kong bersama.
Aulia, sahabat yang akhir-akhir ini selalu ada dan hadir saat saya butuhkan, kapan pun. Selalu menjadi teman saat libur tiba, selalu menjadi teman berjalan kemana pun untuk menghabiskan sisa-sisa waktu di Hong Kong bersama.
Minggu, 17
February menjadi hari terakhir pertemuan kita di Hong Kong, libur terakhir yang
bisa kita nikmati dengan keterbatasan waktu yang ada tapi tak mengurangi makna.
Ahk, rasanay
baru kemarin kita kenalan, lalu sama-sama diam, bahkan mungkin melupakan. Namun
entah mulainya kapan dan dari mana tiba-tiba kita menjadi begitu dekat.
Aulia, kamu tahu
gak? Kamu adalah orang kedua yang mampu membuat saya menangis setelah saya
menangis yang pertama kalinya saat ditinggal oleh Ate, kawan serumah yang
bekerja dengan saya yang orang Piliphina itu, tahun 2008.
Setelah itu,
perasaan biasa saya rasakan saat ada teman yang pulang seterusnya ke Indonesia. Namun entah
kenapa, kamu mampu membuat saya begitu kehilangan, mampu membuat saya sangat
melo dan galau.
Saat pisah di
MTR Causeway Bay Exit F itu, saat saya berjalan untuk naik bus, tiba-tiba
seperti ada yang menarik saya untuk berbalik arah dan kembali mencarimu. Terlintas
dipikiran saya “masa perpisahan cuma begini? Cuma salaman aja? Padahal kita
ketemu entah kapan lagi.”
Dan saat saya
panggil namamu, saat kamu sudah menuruni tangga untuk masuk ke MTR itu, teriak-teriak
Aul….. Aul…. Aul….. dan kamu sempat tak mendengarnya namun kemudian terdengar
juga dan kamu menoleh lalu kembali naik ke atas. Ahk, melo bener ya saya. Itulah perpisahan yang menurut saya paling
mengharukan selama saya di Hong Kong.
Hanya beberapa
kata saja yang sempat terucap karena saya tak mampu menahan laju air mata yang
begitu deras yang tak mampu saya tahan lagi. Bahkan saat duduk di dalam bus pun
air mata ini masih terus mengalir, apalagi saat kamu menelepon dan bertanya, “kok
Fera jadi gini sih.” Dan kamu tahu, Aul, saat menulis ini pun air mata saya terus
menetes. Kenapa saya begitu kehilangan? Padahal kita masih bisa untuk terus
menjalin komunikasi.
Kehadiranmu. Ya,
yang saya butuhkan adalah kehadiranmu nyata di samping saya. Memang terlihat naïf
ya :D toh masih ada alat komunikasi canggih saat ini, yang akan membuat kita
tak kan terpisah lagi meski jarah jauh.
Saya yakin kita
pasti bisa bertemu lagi. Berbagi cerita tentang apa saja. Berbagi rasa tentang
suka maupun duka. Berbagi apapun yang pernah kita dapatkan, saya di sini, dan
kamu di sana.
Aul, saya doakan
semoga urusanmu lancar. Semoga cita dan cintamu segera tergapai. Semoga apa
yang menjadi mimpi dan harapanmu segera terwujud. Percayalah bahwa bahagia itu
pasti akan tiba menghampirimu dan akan menyelimuti kehidupanmu.
Tetep keep in touch ya. Doaku selalu
bersamamu.
Hug.
4 komentar
di tinggal sobat ko sedih? di bikin enjoy aja..hehe
ReplyDeletehiks
DeleteSpt camar yg terbang bebas di angkasa, perasaan itu begitu lega. Tatkala kita tahu ada sebuah hati yg begitu menginginkan kita dengan tulus. Itu yg aku rasakan ttg kamu Fera. Ketulusan dan kejujuran saat menuliskan semuanya. Tentang aku, kamu, kita.
ReplyDeleteKita kan bersua lagi sobat! Insyaaallah!
Harus dan pasti berjumpa.
DeleteBig hug